Home » » laporan PKL (Pengawasan Produksi) Tanaman kelapa sawit

laporan PKL (Pengawasan Produksi) Tanaman kelapa sawit

Written By Mks on Rabu, 18 September 2013 | 01.02



PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGAWASAN PRODUKSI
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA  III (Persero)
KEBUN GUNUNG MONAKO
KECAMATAN SIPISPIS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
 

LAPORAN

OLEH :
MUKTAR KURNIA SIREGAR
NIM    :1009008681
NPM   : 7110070041
PROGRAM STUDI : SOSIAL EKONOMI PERTANIAN




FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2013








                                                                                                                    
IDENTITAS PESERTA PKL

Nama                                                 : Muktar Kurnia Siregar
Nim/NPM                                          : 1009008681/7110070041
Program Studi                                    : Sosial Ekonomi Pertanian
Tahun Akademis                                : 2010
Jumlah SKS Yang Telah Lulus           : 138 SKS
Lokasi/ Instansi PKL
Nama Lokasi/Instansi                          : PT. Perkebunan Nusantara III (persero)
                                                               Kebun Gunung Monako
Unit Kerja                                           : Praktek Kerja Lapangan
Bidang Kejurusan                                : Pengawasan produksi




   Diketahui/Disetujui Oleh :                                                            Medan,
Dosen Pembimbing                                                                  Mahasiswa Ybs.


(Saribanun Rawiyah, SE, MSi)                                         (Muktar Kurnia Siregar)






 RINGKASAN EKSEKUTIF

          Lokasi kegiatan sesuai dengan permintaan penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Monako, yang terletak di Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, Desa Gunung Monako. Adapun jarak dari kota Tebing Tinggi adalah 27 Km, dan Berjarak 108 Km dari kota Medan. Kebun Gunung Monako mengusahai Areal HGU seluas 2.322.77 Ha terdiri dari 4 afdeling.
          Letak Geografis Kebun Gunung Monako, yaitu terletak antara 980 bujur timur dan 30 Lintang Utara dengan Topografi berbukit dan berada pada ketinggian 120 meter di atas permukaan laut, memiliki curah hujan ± 2005 mm/tahun dan 120 hh/tahun.
          Tanaman yang diusahakan PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Monako merupakan salah satu unit PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang mengelolah budidaya tanaman kelapa sawit.
          Adapun  beberapa  kegiatan  pengawasan  Produksi  dan  Panen yeng di  lakukan  pada  PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Kebun Gunung Monako ialah antara lain:
·    PBB (Penghitungan Bunga Buah) dan AKP (Angka Kerapatan Panen).
·    Pengawasan dan penilaian karyawan pemanenan.
·    Pengawasan penyortiran buah sawit.
·    Pengawasan Lingkungan Perkebunan.



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, yang dilaksanakan dari mulai tanggal 17 Juni sampai 06 Juli 2013 yang berlokasi di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Monako dengan baik.
Laporan ini disusun berdasarkan keadaan yang sebenarnya yang penulis peroleh dari tempat PKL dan berpedoman pada buku panduan Praktek Kerja Lapangan yang berhubungan dengan objek yang menjadi pembahasan dalam laporan ini.
Upaya penulis dalam menyelesaikan laporan ini tidak lain karena adanya bantuan secara langsung maupun tidak langsung dari orang lain. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Keluarga, yang telah memberikan dorongan berupa moral maupun materil.
2.      Bapak Ir. Rahmad Setia Budi, Msc selaku Dekan FP UISU.
3.      Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, Msi selaku Ketua Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian FP UISU.
4.      Bapak Ir.H. Ridwan Pasaribu selaku Manajer PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Monako yang telah menerima penulis dalam melaksanakan PKL.
5.      Bapak Ir. J.P Silalahi selaku Asisten Kepala dan Pembimbing Lapangan.
6.      Bapak  Ruswandi.Sp (asisten afd 1) selaku Pembimbing Lapangan.
7.      Ibu Saribanun Rawiyah, SE. MSi Selaku Dosen Pembimbing.
8.      Bapak Mhd. Ilham Riyadh, SE. MSi selaku Dosen Penguji.
9.      Seluruh Staff dan karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Monako yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan partisipasi demi kelancaran penulis dalam melaksanakan PKL.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima segala kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dari laporan ini serta dapat bermanfaat bagi kita semua.


 Medan,   Juli 2013

              Penulis






BAB 
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Fakultas Pertanian UISU Medan sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi Indonesia mempunyai tugas melaksankan “Tri Dharma Perguruan Tinggi” yang terdiri dari Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat. Dalam menjalankan tugas pokok tersebut Fakultas Pertanian UISU menjalankan berbagai kegiatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia antara lain adalah kebijakan “Link and Match” yang mengandung makna bahwa proses pendidikan harus menghasilkan lulusan yang mempunyai ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan yang mampu memenuhi kebutuhan pembangunan dan lapangan kerja khususnya dibidang pertanian.
Dalam proses belajar di Fakultas Pertanian terutama di Progam Studi Sosial Ekonomi Pertanian, mahasiswa telah memperoleh paket pendidikan berupa kuliah dan praktikum/responsi, sedangkan pengalaman praktis dan keterampilan mengembangkan profesi bidang pertanian, apabila memecahkan masalah-masalah dilapangan kerja sangat terbatas. Karena itu menjelang akhir masa kuliah mahasiswa perlu melaksanakan kegiatan keterampilan profesi yang disebut Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada dasarnya merupakan :
a.       Perwujudan dari program “Link and Match” yakni pendekatan dunia pendidikan dengan dunia kerja.
b.      Pendekatan interdisipliner dan komperhensif ilmu-ilmu pertanian.
c.       Lintas program studi.
d.      Memperluas wawasan ilmu pertanian dan pragmatisan.
e.       Merangsang aktivitas mahasiswa dalam proses pengumpulan informasi, analisis situasi identifikasi, perumusan dan pemecahan masalah, perencanaan serta evaluasi program kerja.
Kegiatan ini mempunyai bobot kredit 3 SKS setara dengan 21 hari efektif. Dengan pelaksanaan PKL para mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian diharapkan dapat belajar dari instansi profesional, perusahaan kecil menengah dan besar, kelompok masyarakat atau lembaga-lembaga pertanian lainnya.
Dalam melaksanakan PKL mahasiswa dibimbing oleh Dosen Pembimbing dan Pembimbing Lapangan dalam menganalisis mahasiswa serta mencari alternatif masalah yang dihadapi.
1.2  Landasan Peraturan
Penyelenggaran PKL di Fakultas Pertanian UISU khususnya Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian ditetapkan berdasarkan surat keputusan Dekan Fakultas Pertanian UISU No.07/SK/FP UISU/1997 Tanggal 31 Mei 1997.
Ketetapan tersebut adalah berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a.       Undang-undang Nomor 2 tahun 1998 tentang sistem pendidikan nasional.
b.      Peraturan pemerintah No.30 tahun 1990 tentang pendidikan tinggi.
c.       Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga dan Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil No.0034 A/Menpora/1996 tentang Karya Aktif Mahasiswa.
d.      Memorandum bersama Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 278/HK-104/F6/96 tentang peran serta Mahasiswa bersama Indonesia Dalam Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam rangka penaggulangan kemiskinan melalui program kegiatan kemahasiswaan perguruan tinggi swasta.

1.3. Tujuan dan Sasaran
        1. Tujuan
        a. Memberikan pengetahuan alam dan pengetahuan praktis kepada mahasiswa tentang berbagai aspek pengelolaan badan usaha pertanian.
b. Meningkatkan kemampuan IPTEK, sikap dan profesionalisme melalui penerapan ilmu di lapangan.
c.       Meningkatkan hubungan dan kemitraan antara Perguruan Tinggi dengan masyarakat dan badan-badan usaha (profesi) khususnya di bidang pertanian.
2. Sasaran
a.    Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman praktis dan menerapkan/menyelaraskan teori yang diperoleh dengan kenyataan di lapangan.
b.   Menghasilkan sarjana pertanian khususnya sarjana Sosial Ekonomi Pertanian yang terampil, relevan dengan pembangunan dan mampu menghayati serta memecahkan permasalahan yang kompleks dalam masyarakat serta sistematis dan interdisipliner.










BAB 
PERMASALAHAN YANG DIKAJI

Permasalahan yang dikaji dalam kegiatan PKL yang dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara III adalah mengenai Sistem Pengawasan Produksi di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Monako.
Adapun permasalahan yang dikaji sesuai dengan judul dan hasil PKL di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Monako yaitu :
1.      Perhitungan PBB dan AKP.
2.      Pengawasan Panen.
3.      Pengawasan penyortiran buah sawit.
4.      Pengamanan lingkungan perkebunan.








BAB 
PEMBAHASAN

5.1. PengertianPengawasan Produksi
Salah satu proses operasional yang penting dalam aspek produksi untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut adalah dengan pengawasan produksi (production control).  Pengawasan tidak dapat diadakan tanpa adanya perencanaan, dalam suatu kegitan produksi di suatu perusahaan mungkin saja terjadi penyimpangan atau kesalahandari apa yang diharapkan atau direncanakan sebelummnya. Dengan adanya  pengawasan produksi maka dapat dicari
sebab-sebab timbulnya penyimpangan, berapa besar penyimpangan/kesalahan tersebut dan kemungkinan-kemungkinan untuk memperkecil dan menghindari serta mencari kemungkinan tentang dasar-dasar perbaikan atas penyimpangan-penyimpangan tersebut. Ada beberapa pendapat mengenai Definisi Pengawasan, antara lain yaitu menurut:
 George R. Terry (1980 : 23) adalah “mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu”.
pengawasan menurut Sofjan Assauri (1980 ;120), pengawasan adalah “kegiatan pemeriksaan dan pengendalian atau memastikan apakah kegiatan produksi dapat mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan perusahaan”.
Menurut Cloude S. George (1991 ; 263) pengawasan produksi adalah mempercepat dan mengawasi pekerjaan melalui suatu pabrik, hingga pekerjaan bergerak dari satu departemen ke departemen lain secara sistematis tanpa adanya kelambatan dengan kemacetan-kemacetan yang minimum.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa pengawasan produksi merupakan suatu usaha yang dilakukan perusahan untuk mengawasi proses produksi agar kegiatan produksi dapat terlaksana secara efektif (terlaksana dengan baik/tercapai tujuan yang di ingin kan) dan efisien (hemat waktu, tenaga, dan biaya)

Dalam hal ini yang dimaksud dengan pengawasan produksi ialah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah Buah kelapa sawit yang di hasilkan oleh tanaman kelapa sawit dalam suatu lahan produksi sehingga dapat di prediksi jumlah panen yang akan di peroleh dan untuk menjaga kualitas mutu sehingga tercapainya target yang di ingin kan oleh perusahaan. sehingga dapat terhindar dari kecurangan-kecurangan yang terjadi di lapangan, dalam hal ini PTPN.III unit Kebun Gunung Monako Memiliki  target Produksi buah kelapa sawit mencapai 49.501.000 ton/tahun. kegiatan produksi tersebut terbagi atas 4 (empat) Afdeling dan tiap-tiap Afdeling memiliki Target produksi masing-masing,  di antaranya :
      Afdeling
      Pimpinan/Asisten
   Target Produksi ton/tahun
      AFD.I
      RUSWANDI.SP
     12.741.000 ton/tahun
      AFD.II
     M. DEDEK MANULANG.SP.MMA
     13.429.500 ton/tahun
      AFD.III          
     MUHAMMAD YAMIN.SP
     11.739.900 ton/tahun
      AFD.IV
      TEGUH PURWITO.SP
     11.536.600 ton/tahun
     TOTAL KESELURUHAN PRODUKSI
     49.501.000 ton/tahun
Tabel.3:Target Produksi di setiap Afdeling yang ada di Kebun Gunung Monako pertahun.
Oleh karena itu untuk menjamin pelaksanaan kegiatan  Produksi dan tercapai nya target produksi yang di inginkan/direncanakan. maka dilakukannya kegiatan pengawasan di perkebunan yang dilakukan pihak perkebunan melalui karyawan-karyawan nya.
Kegiatan-kegiatan Pengawasan yang dilakukan antara lain yaitu :
1.      AKP dan PBB.
2.      Pengawasan panen.
3.      Kap inspeksi.
4.      Pengawasan penyortiran buah sawit.
5.      Pengawasan lingkungan perkebunan.

5.2.AKP dan PBB
5.2.1.AKP (Angka Kerapatan Panen)
            AKP (Angka Kerapatan Panen) adalah suatu kegiatan untuk menghitung jumlah buah yang sudah siap panen di lapangan, dimana criteria buah sawit yang sudah layak untuk di panen ialah antara lain : sudah berwarnah merah atau orens dan brondolan yang jatuh berjumlah  lima biji atau lebih (Fraksi 5 ke atas). Kegiatan menghitung AKP (Angka Kerapatan Panen) ini biasanya dilakukan sehari sebelum kegiatan pemanenan di lakukan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah tros yang dapat di panen di lapangan esok hari sehingga dapat di tentukan :
·         Jumlah produksi yang akan di hasilkan.
·         Jumlah truk yang di perlukan untuk mengangkut TBS yang di panen.
·         Berapa harian kerja (HK) yang di perlukan untuk memanen area tersebut.
Cara kerja dalam kegiatan AKP ini, pertama-tama kita harus mengambil sampel yang akan mewakili seluruh populasi pohon sawit yang ada, biasanya jumlah sampel yang diambil bervariasi tergantung kebijakan pimpinan namun biasanya yang paling sering digunakan ialah 3% atau 5% dari jumlah populasi, pemilihan sampel dilapangan di lakukan secara acak dimana sampel yang diambil harus lah yang dapat mewakili dari keseluruhan jumlah populasi.

5.2.2.PBB (Perhitungan Bunga Buah “ Buah Hitam”)
            PBB ialah suatu kegiatan menghitung jumlah bunga dan buah yang ada di lapangan, yang perlu diperhatikan dalam kegiatan PBB ini adalah :
·         Bunga yang di hitung adalah bunga betina yang telah mengalami penyerbukan dan telah memecah.
·         Buah yang di hitung dalam kegiatan ini adalah buah yang masi berwarna hitam sedangkan buah yang warnanya sudah mulai memerah tidak di hitung.
Tujuan : Untuk meramalkan  jumlah produksi yang akan di capai untuk 6 bulan mendatang dan di proyeksikan perbulan.
            Dalam kegiatan PBB tidak seluruh populasi pohon yang di hitung bunga dan buah hitam yang dimilikinya namun hanya sampel saja yang di hitung dan sampel yang diambil harus lah yang dapat mewakili keseluruhan populasi dimana sampel yang di ambil biasanya bervariasi tergantung dengan kebijakan pimpinan tapi biasanya minimal 5% dari jumlah populasi yang ada di lahan budidaya.

5.3.Pengawasan Panen
Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen. Mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan di tempat pengumpulan hasil (TPH).
Tujuan panen adalah untuk memanen seluruh buah yang sudah matang panen dengan mutu yang baik secara konsisten sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit maksimal dengan dicapai. Oleh karena itu, bila terjadi ada buah matang yang tidak terpanen, mutu buah yang tidak sesuai dengan criteria matang panen dengan buah yang dipanen tidak dapat segera dikirim kepabrik, agar segera dicari solusinya.
Manajemen kebun bertugas untuk memanen semua buah matang yang ada dan mengirimnya ke pabrik pada saat kualitas buah optimum untuk mendapatkan kualitas minyak dan inti sawit yang maksimum. Buah yang dipanen hari ini harus sampai di pabrik hari ini juga.
Kriteria matang panen adalah persyaratan kondisi tandan yan ditetapkan untuk dipanen, adapun kriteria matang panen TBS yaitu 5 Brondolan segar per tandan di piringan. Brondolan di piringan yang kecil ukurannya, brondolan kering atau yang sakit tidak bisa dijadikan dasar sebagai kriteria matang panen. Hal ini didasarkan pada pertimbangan:
·         Rendemen minyak sawit dan rendemen inti sawit serta perolehan total minyak dan inti sawit.
·         Kehilangan brondolan di lapangan karena diambil atau dicuri serta tidak terkutip  (di gawangan dan terutama di piringan) dapat diminimalkan.
·         Kemudahan bagi pemanen dalam mengutip brondolan sehingga yang tidak terkutip dapat ditekan seminimal mungkin.
Bila dipokok dijumpai tandan yang membrondol < 5 butir tandan belum dipanen. Dengan tidak memanen tandan yang berondolannya < 5 butir di piringan secara konsekwen maka komposisi kematangan buah yang dipanen sampai ke PKS (Pabrik Kelapa Sawit) akan sangat baik. Demikian juga mengenai jumlah pelepah dipokok dapat dipertahankan 48 − 56 helai karena pelepah baru di turunkan setelah tandan matang. Kondisi seperti ini dalam jangka panjang sangat berpengaruh terhadap produksi.

5.4.Kap Inspeksi
            Kap inspeksi adalah pemeriksaan terhadap seluruh proses panen dengan memberikan nilai kesalahan sesuai nomor yang ditetapkan. Kap inspeksi ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan disipalin pelaksanaan panen sesuai norma. Dimana hal-hal yang diperiksa adalah antara lain
5.4.1.Pemeriksaan dan nilai kesalahan di ancak pemanen:
·         Buah matang tidak di panen (nilai : 5).
·         Tandan di panen tidak di angkat ke TPH (nilai : 5).
·         Brondolan tidak di kutip (nilai : 0,5/brondolan).
·         Pelepah tidak dipotong dua dan tidak di susun (nilai : 1).
·         Tidak menurunkan pelepah yang seharusnya diturunkan (nilai : 1).
5.4.2.Pemeriksaan dan penilaian kesalahan di TPH :
·         Buah mentah (nilai : 5).
·         Buah busuk (nilai : 5).
·         Gagang tandan panjang (nilai : 1).
·         Kebersihan brondol (nilai : 2).
·         Penulisan nomor (mandor dan panen) di pangkal gagang tandan (nilai : 0,5).
Berdasarkan hasil pemeriksaan di Tempat pengumpilan/Penerimaan Hasil (TPH) dan ancak panen dari setiap pemanen dapat di nilai dan di tentukan kelas pemanen sebagai dasar pembayaran premi.
      Klassifikasi pemanen sesuai tabel berikut :
Rumus menentukan klass pemanen
Klass = 100 - Total kesalahan

Klassifikasi
Total kesalahan
Nilai Pemeriksa Panen
A
0 − 10
90 – 100
B
11 − 20
80 – 89
C
21 – 30
70 – 79
D
31 – 40
60 − 69
Tabel 4 : Nilai Klassifikasi pemanen

5.5.Penyortiran TBS
            Penyortiran TBS adalah menyeleksi dengan cara memilih dan memilah TBS yang memenuhi kriteria panen dan TBS yang belum memenuhi kriteria panen.         Dimana TBS tersebut akan di angkut dari TPH kedalam truck dan mengirimnya kepabrik kelapa sawit. Kegiatan ini bertujuan agar  tidak ada buah mentah atau pun janjangan kosong yang ikut di angkut ke pabrik kelapa sawit. Kegiatan Penyortiran buah ini dilaksanakan oleh petugas KCS (Kerani chek sawit).
Petugas KCS akan memeriksa dan melakukan pencatatan di TP, hal-hal yang di awasi dan di catat oleh KCS ialah :
·         Jumlah TBS yang ada di TPH.
·         Buah mentah yang ada di TPH.
·         Jumlah TBS yang di angkut truck.
·         Jumlah TBS yang tertinggal di TPH.
Petugas KCS juga membuat Surat Pengantar (SP) yang akan ikut di bawa ke PKS. Surat Pengantar berisikan jumlah TBS yang di angkut dan nomor seri kendaraan truck yang mengangkut TBS.
5.6.Pengawasan lingkungan perkebunan
Pengamanan adalah usaha yang dilakukan untuk menjaga suatu keadaan atau pun kondisi agar tetap stabil dan aman. Kegiatan pengamanan ini di lakukan oleh bagian pengamanan yang terdiri diri PAPAM, SATPAM dan CENTENG. Pengawasan lingkungan perkebunan adalah merupakan suatu usaha untuk menjaga keadaan lingkungan perkebunan agar tetap stabil aman dan terkendali.
Dalam kegiatan Pengawasan lingkungan perkebunan ini di lakukan oleh pertugas CENTENG yang merupakan karyawan dari bidang Pengamanan. Dalam kegiatan pengawasan lingkungan perkebunan ini ada beberapa hal penting yang rutin dilakukan oleh petugas CENTENG setiap harinya antara lain yaitu :
·         Membuka dan menutup pintu palang, dimana kegiatan membuka pintu palang dilakukan sebelum jam.08.00 WIB dan kemudian di tutup kembali kira-kira pada pukul 18.00 WIB.
·         Shift 1 (jaga malam) kegiatan ini dilakukan dari jam 18.00 WIB – jam 06.00 dalam kegiatan ini petugas CENTENG harus berkeliling keseluruh areal perkebunan dan juga harus mengawasi RESTAN (buah sawit yang tidak terangkut oleh truck dan harus bermalam di TPH).
·         Shift 2 (Patroli di siang hari) kegiatan ini dilakukan dari jam
06.00 WIB – 18.00 WIB dalam kegiatan ini petugas centeng juga harus berkeliling keseluruh areal perkebunan dan memantau keadaan di area perkebunan.
CENTENG hanya bertugas untuk mengawasi dan mengumpulkan informasi dilapangan, jika terjadi sesuatu dilapangan, jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan CENTENG tidak mempunyai kewajiban untuk melakukan tindakan pencegahan tetapi dia harus mengkonfirmasinya SATPAM lalu SATPAM mengkonfirmsainya ke PAPAM kemudian petugas PAPAM yang akan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan. Kegiatan pengamanan ini dilakukan setiap harinya tanpa ada hari libur.

BAB 
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
            Berdasarkan data yang saya peroleh dari Peraktek Kerja Lapangan (PKL) di
PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Kebun Gunung Monako Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai, maka saya dapat membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Pengawasan produksi merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengawasi proses produksi agar kegiatan produksi dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
2.      Setiap pemimpin perusahaan wajib melakukan kegiatan pengawasan di perusahaannya agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik .
3.      Pengawasan produksi ada yang dilakukan setiap satu semester saja atau 6 (enam) bulan sekali da ada juga pengawasan produksi yang  dilakukan di setiap hari kerja.
4.      Pengawasan produksi tidak hanya berdampak terhadap hasil produksi yang diterima oleh perusahaan tetapi juga berdampak terhadap Premi yang diterima oleh staf dan karyawan.
5.      Kegiatan pengawasan produksi tidak hanya dilakukan  oleh Staf dan Karyawan di bidang tanaman saja, namun bidang pengamanan juga ikut andil dalam melakukan pengawasan produksi. Misalnya seperti Centeng yang mengawasi restan dan mengawasi lahan produksi agar tidak terjadi pencurian buah.

6.2 Saran
1.      Perlu adanya penambahan fasilitas baru dan penigkatan kualitas dari fasilitas yang ada, guna untuk meningkatkan kinerja karyawan. Misalnya penambahan dan peningkatan kualitas fasilitas jalan ber aspal yang ada di area perkebunan.
2.      Perlu adanya penambahan jumlah Karyawan untuk menunjang kegiatan produksi sehingga kegiatan produksi dapat dilakukan secara maksimal, tepat waktu dan target yang di inginkan tercapai.
3.      Kebutuhan karyawan terhadap hari libur seharusnya lebih di hargai dan di perhatikan lagi,  karena karyawan juga butuh waktu untuk berkumpul bersama keluarganya dan butuh waktu untuk menenangkan jiwa dan raganya, oleh sebab itu hari libur membantu untuk memenuhi kebutuhan batin yang di butuh kan  oleh setiap karyawan.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Petunjuk Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatera Utara Medan.
Anonimus, 2013. Visi, Misi, dan Strategi PTPN III Kebun Gunung Monako.
Assauri, Sofyan . 1990. Managment Produksi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Indonesia.
Gitosudarmo, indriyo. 1994. Sistem Perncanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Revisi. Yogyakarta : BPFE.
Handoko. 1997. Manajement Perkebunan. Edisi 2. Yogyakarta.
Hendra Poerwanto. 2000. Produksi tanaman kelapa sawit. Jakarta
Share this article :

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum, mohon maaf, untuk hasil perhitungan pada bab pembahasan yakni subbab perhitungan AKP, PBB dan lain lain apakah saya bisa minta tolong dilampirkan? Hanya untuk melihat model akhirnya, sebagai bahan penyusunan laporan PKL saya mengenai pengawasan produksi ini 🙏🏻

    Email : alfalah1654@gmail.com

    BalasHapus

fans page

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Sneper(Sosial dan ekonomi pertanian) - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger